04 April 2018

Ruang VIP di Kelas Kami


Ruang VIP biasanya dikenal dengan kenyamanan, kemewahan dan fasilitas serba lengkap. Sebut saja ruang VIP di Rumah sakit yang jauh berbeda dengan ruang biasa. Ruang biasa penuh sesak, pasien berbaris-baris, panas dan tidak ada kenyamanan sama sekali. berbeda jauh dengan ruang VIP, apalagi yang kelas I. disana bisa ditemukan TV layar datar yang tergantung di dinding pendingin ruangan dengan suhu yang sangat pas untuk menemani istirahat, dan juga ketenangan yang akan didapatkan karena satu kamar hanya satu pasien.

Begitu juga ruang VIP di bandara dengan segala fasilitasnya. Dari yang diberi akses bebas antri, sampai sofa empuk diruang tunggu yang berharga jutaan.

Nah, bagaimana jika ruang VIP ini ada di dalam lingkungan sekolah, di dalam kelas. Di pojok kelas lebih tepatnya. Akan menarik jika kamu membaca sampai habis ^_^


Ide awal saya membuat ruang VIP ini adalah dari foto yang muncul di beranda Facebook saya. Foto itu sederhana, hanya menunjukkan seorang anak yang sedang berbaring di tikar sambil membaca buku. Di pojok ruangan terdapat meja dengan tumpukan buku. Dindingnya dipenuhi tempelan hasil karya siswa. Disitu diceritakan bahwa ada peraturan di kelasnya, bagi anak yang sudah selesai mengerjakan latihan, maka sambil menunggu teman-teman yang lain selesai, dia diperbolehkan membaca buku di pojok kelas. Bahkan di sediakan tikar untuk duduk dan berbaring.  Saya  lupa postingan itu milik siapa dan sudah di share ribuan kali. ku ucapkan terimakasih kepada inisiator ruang VIP ini.

Singkat cerita, saya pun ingin menjadi followers dan menerapkan peraturan menggembirakan itu di kelas Teringat pula salah satu dosen di kampus pernah mengatakan, jika ingin sukses, maka lsayakan ATM. Amati, tiru dan Modifikasi.

Oleh karena petuah dosen itu, saya pun berniat ingin memberikan akses VIP kepada murid-murid untuk membaca buku ketika sudah selesai mengerjakan latihan. Sebelumnya, mereka akan bermain atau mengganggu temannya yang belum selesai  belajar. Alangkah indahnya pikirku, jika mereka duduk tenang dan tenggelam dalam membaca buku.

Namun niat ini terhalang oleh fasilitas sekolah yang belum memiliki perpustakaan. Sehingga saya tak bisa meminjam buku yang ada di perpustakaan untuk di bawa ke kelas. Rak buku pun tak ada.

Tapi sebagai guru gaul zaman now, saya tak kehabisan akal. Kebetulan di masa itu saya bekerjasama dengan Komunitas Relawan Muda Riau untuk menjembatani murid-muridku berkorespondensi. Tau kan korespondensi? Surat-suratan manual ala zaman old gitu loh…. 

Cerita lengkapnya silahkan di baca D I  S I N I.

Di Sekretariat Relawan Muda Riau atau yang biasa di sebut sebagai sarang, saya melihat jejeran buku sampai ke atas dindingnya. Dari situ juga banyak buku bacaan anak-anak. Sayang TBM (Taman Baca Masyarakat) yang di kelola RMR ini minim pengunjung, mungkin karena letaknya yang benar-benar di tengah kota, dan anak-anak kota biasanya jarang main ke luar rumah.

saya pun membuat permohonan untuk bisa mendapatkan buku-buku bacaan itu untuk saya bawa ke kelas. Ternyata respon RMR sangat positif.  Bukan hanya buku lama, buku baru yang merupakan sumbangan dari donatur  berpindah tangan. Dengan hati riang gembira saya pun membawa 60 pcs buku tersebut ke sekolah.

Tantangan selanjutnya adalah rak buku. Untuk membeli tidak memungkinkan, maka jadilah rak Al-Qur’an dan soal-soal tahun jadul saya sulap menjadi rak buku di ruang VIP. Di tambah hiasan hasil prakarya anak-anak. Jadi maki kece!

Dan inilah ruang VIP di kelas kami yang tidak seberapa tapi bisa bikin anak-anak bahagia.

tempat mengumpulkan ringkasan
walaupun hanya beralaskan tikar. Tapi kami tetap menamai pojok ini dengan RUANG VIP :P
Sebuah kenikmatan mendapatkan fasilitas VIP. :p 
Dengan adanya rak buku dengan buku-buku bacaan bermutu bertengger disana,ditambah tikar sederhana, tentu membuat anak-anak ingin berlama-lama duduk disana. Sebagai guru, saya merasa perlu menciptakan peraturan mengenai ruang VIP ini.

Pasal I.
Diperbolehkan duduk di ruang VIP dalam kondisi sebagai berikut :

  • Jam istirahat
  • Ketika sudah selesai mengerjakan soal latihan dan sudah mendapatkan nilai 100
  • Ketika sudah membantu teman dalam belajar (memanfaatkan teknik tutor sebaya)

PASAL II
Dilarang membaca datang ke ruang VIP dalam kodisi sebagai berikut :

  • Ketika guru menjelaskan pelajaran
  • Ketika mengerjakan latihan/ tugas  yang diberikan guru

Pasal III
Ruang VIP bisa menjadi reward bagi siswa dengan prestasi sebagai berikut:

  • Membantu teman dalam belajar
  • Sholat tertib
  • Hafalan Tahfiz lancar tanpa tersendat-sendat
Wah.. dengan adanya peraturan tak tertulis ini, alias hanya kusampaikan melalui lisan. Anak-anak antusias sekali untuk berjuang bisa duduk santai di jam pelajaran di ruang VIP. Setelah hadir ruang VIP di kelas kami, anak-anak berlomba untuk mendapat nilai 100. Jika salah mereka dengan semangat akan memperbaiki sampai akhirnya mendapat nilai 100.

“Ustazah ini udah betul?”, kata Juna sambil memperlihatkan hasil kerjanya di buku latihan Matematika.

Saya  memeriksa sebentar dan memberikan nilai 100 di buku latihannya.

“Boleh ke ruang VIP?” tanyanya lagi.

Kata YES dengan ekspresi kemenangan terdengar samar ketika saya menganggukkan kepala. Juna yang selesai belakangan langsung bergabung dengan teman-temannya yang sudah dari tadi tidur-tiduran ditikar ruang VIP sambil membaca eksiklopedi Luar Angkasa. Ah indahnya pemandangan kelas ini jika anak-anak terpaut pada buku.

Ruang VIP ini juga berguna sebagai ancaman.
“Kalau kamu masih suka mengejek teman, ustazah tidak izinkan kamu baca buku di ruang VIP selama seminggu.”

Percayalah, ancaman seperti itu sangat ampuh!

Untuk memperkuat motivasi mereka dalam membaca buku, saya membuat challenge (sebenanrya sih lomba, tapi biar lebih gaul dan lebih akrab dengan siswa jadi ku gunakan bahasa challenge). Saya menyediakan kertas kecil berisi form sinopsis buku. Tiap anak yang telah selesai membaca satu buku, bisa menuliskan sinopsisnya dan mengumpulkannya di kaleng yang sudah ku sediakan. Synopsis terbanyak akan mendapatkan hadiah di akhir semester. And It’s really works! Mereka berlomba-lomba mengkhatamkan buku-buku di rak mini itu. Ah bahagianya saya sebagai guru kalian, Nak!

Nah, saat ini saya dan teman-teman Alumni SM3T yang tergabung dalam Masyarakat SM3T Institute juga berencana akan membuat tempat membaca buku sejenis ruang VIP yang kami namai dengan “Pojok Baca”. Pojok baca ini akan kami ciptakan di sekolah yang belum memiliki perpustakaan, yang kami yakini anak-anaknya pastilah haus membaca buku.

Jadi untuk para pembaca yang budiman jika ingin turut berpartisipasi dalam membuka cakrawala wawasan siswa-siswi di SDN 020 Pangkalan Baru Kampar, maka bolehlah sumbangkan pada kami buku-buku bacaan bekas yang ada dirumah. Kami dengan senang hati akan menyalurkannya kepada SD tujuan.

Jika tidak memiliki buku bekas, buku baru juga boleh. Hehehe. Donasi dalam bentuk uang juga kami terima yang nantinya akan belikan kepada buku-buku berkualitas yang dapat menambah wawasan peserta didik.

Semoga bermanfaat

_Risah_
Ngakunya Guru Gaul

9 komentar:

  1. Menarik sekali mba, hmm seragam muridnya keren yah

    BalasHapus
  2. MasyaAllah ustadzah Risah kamu memang keren sekali, macam guru dengan semangat luar biasa sampai pinjemin buku dan menciptakan ruang VIP di kelas. Pas itu gue juga baca artikelnya di fb, kayaknya yang kita baca sama. Lalu gue bilang sama kepsek tentang pengadaan ruang VIP di eng lab tempat gue ngantor. Tapi ya gitu, nggak ada tanggapan yang berarti emang. Mungkin harus kayak kamu ya Risah, action sendiri pinjam dari luar begitu.

    Tetap semangat yaa!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah pernah baca juga kan ya di FB.

      thanks bgt lah itu orang yang udah nyiptain dan share.

      muehehe... kemaren pas lagi semangat 45 buat bikin kelas "feels like home". hahaha

      siaaappp.. Semangat juga buat kamu Mey. sehat2 terus dede nya ya

      Hapus
  3. Kak risa sekarang ggd atau?

    aku salut sama usaha kak riska. sampai bela belain kerja sama dengan pihak luar. demi anak didik yg semangat membaca. kereeennn... doakan juga supaya aku bisa begitu. hehe. sekarang lagi ppg nih aku pasca sm3t. mudah mudahan lulus utn putaran pertama.hehe.

    BalasHapus
  4. Waahhh...
    Kita satu kandang nih..
    Terlahir dari SM3T

    Muehehehe..

    Belum GGD.
    UTN memang bikin stres, tetap semangat. Semoga lolos satu putaran

    BalasHapus
  5. boleh juga idenya tuh, tapi berarti ruang VIP itu lebih ditunjukkan kepada siswa berprestasi ya? Dan, memotivasi sisa-sisa yang kurang berprestasi agar lebih berprestasi untuk memasukinya?

    BalasHapus
  6. Serunya bisa ada ruang VIP begini di kelas. Mba keren. Bisa bikin anak anak lama lama jadi hobi baca. Semoga sukses selalu ya mba, dan makin banyak yang mencoba mengikuti ide mba ini. Keren banget idenya. Kalau aku jadi murid mba, aku bakal hore hore banget bisa duluan main di ruang VIP.

    BalasHapus
  7. Untuk inovasi yang satu ini mungkin bisa membantu anak-anak merangsang minat bacanya dari kecil. Juga, dalam proses kegiatan literasi sekolah. Keep inspiring, Mba~

    BalasHapus

setelah baca tapi nggak ninggalin komentar itu sayang banget. ayo dong dikomen. penulis ingin tau reaksi pembaca.. makasih buat yang udah komen :)