09 Desember 2015

Mencoba Menginspirasi Anak Yatim Dari Kisah Anak Papua


Piknik Seru Bersama GEMABI
5 September, satu minggu kepulanganku dari Papua. belum ada rencana mau ngapain, belum ada jadwal apapun dan belum ada kesibukan apapun. Just stay at home everyday. Puas-puasin bobok dikasur empuk, makan masakan ummi dan no job! Enjoy banget deh pokoknya!
 
Hari itu aku dapat WA dari bg Putra, beliau adalah kru radio Robbani. Doski mengundang aku untuk jadi trainer di kegiatan 1 Muharram yang di adakan oleh GEMABI (Gerakan menuju anak baik). Bg putra meminta aku untuk sharing ke anak-anak yatim tentang pejuangan dan semangat  anak-anak papua dalam bersekolah.

Wuih.. tawaran yang menggiurkan! 

Tapi…tapi.. apa aku bisa jadi trainer? Ngomong aja masi suka belepotan. Apa nanti bisa memotiasi? Aku sendiri aja nggak suka di motivasi ama motivator-motivator. Apalagi sejak di motivasi ama motivator abal-abal di acara INI. Tapi… yang bikin lega, acaranya masih lama, sekitar sebulanan lagi. Aku bisa mempersiapkan materi, slide, foto dan videonya.

Okey! I will take it bang!

Setelah beberapa kali ditunda karena kabut asap, akhirnya acara jadi dilaksanakan tanggal 1 November kemaren. Awalnya aku minta di temenin sama Aidy yang sama-sama guru SM3T juga, tapi si Aidy malah ada hajatan di rumahnya. Aku beralih ke Yuni, temen kampusku, tapi Yuni malah lagi keluar kota. Akhirnya untung ada Winda yang bersedia aku ajak dan repotin nemenin. Makasiii nda… :D

Taman Pancing tanpa nama di jalan Garuda Sakti. Pekanbaru
Acaranya Dimulai Sejak Pagi. Tapi bagianku jadi pemateri di mulai siang, setelah makan siang. Aku pun datang jam 10an. Anak-anak dari panti asuhan Al Hidayah Pekanbaru itu lagi di ajakin outbond kecil-kecilan bareng panitia. Sedangkan panitia konsumsi lagi sibuk bakar ayam untuk makan siang. Wah.. keliatan bakal seru banget acaranya.

Foto outbond
Setelah capek outbond, waktu zuhur tiba. Anak-anak dan Panitia sholat berjamaah di sebuah gazebo besar yang sekaligus jadi tempat acara. Wangi ayam bakar pun tercium waktu sholat dzuhur. Hmm… jadi nggak khusyuk ni sholatnya :D
Makannya di atur secara jamaah. Seru juga nih ide panitianya.


FOTO SHOLAT
DAN MAKAN

Perut udah kenyang, segelas sirup jeruk dingin pun di bagikan.anak-anak dibolehkan minum sirup sambil duduk mendengarkan materi. Oke. ini giliran aku unjuk gigi!

Risah in Action

Disitu aku tampilkan slide yang menunjukkan betapa indahnya papua. betapa kayaknya papua. tapi kekayaan alam papua itu tidak serta merta bisa memajukan sektor pendidikan. Banyak anak yang tidak bisa calistung (baca tulis hitung), anak-anak yang tidak mengenal bangku sekolah, pernikahan yang terlalu dini, hidup miskin dan penderitaan lain. Aku juga tampilkan bagaimana anak-anak kehidupan sehari-hari anak papua. cara mereka untuk bisa makan, cara masak dan makan bakar batu, cara tidur mereka di honai yang kadang disatukan dengan kandang babi, dan perjuangan anak-anak papua untuk ke sekolah. Mereka harus berjalan kaki berjam-jam untuk sampai ke sekolah, mendaki bukit, menyebrangi sungai yang tak ada jembatannya. 
Aku perhatikan wajah-wajah imut yang exited itu. Terdengar celetkan-celetukan, “kok tidak pakai sepatu”, “sekolahnya tidak pakai seragam?” dan celetukan Paling lucu ketika aku menampilkan honai, rumah adat papua tempat anak-anak papua.

Biking noken di depan honai
Nah… inilah rumah tempat tinggal teman-teman kita di papua.” kataku, berharap mereka semakin miris dan tersentuh melihat rumah sesederhana itu. Berharap akan ada air mataa yang jatuh.

Wah! Bagus ya rumahnya!” celetuk saah sorang peserta.
 Gubrak!


Kontan aja semua peserta tertawa mendengar celetukan anak yang ku taksir umurnya tak lebih dari 5 tahun itu. Mungkin dia melihat bentuk atapnya yang setengah lingkaran itu, unik dan beda dari rumah yang biasa di lihat. Semua tertawa terbahak-bahak, usahaku mencoba membuat mereka tersentuh gagal sia-sia. Anak itu pun senyum-senyum mesem karena ditertawakan. Polos tanpa merasa berdosa. 

Selanjutnya aku juga menampilkan beberapa video, juga ada video muridku di kelas III SD YPPGI HIitigima kemaren ketika mereka mmeperkenalkan diri dan cita-cita. Walaupun sekolah nggak pake sepatu, tapi si Siliwan Asso bercita-cita pengen jadi pilot. Aku pun mencoba menyemangi anak-anak panti asuhan itu untuk tidak takut bermimpi. Di akhir materi aku memberikan mereka kertas dan bulpen untuk menuliskan mimpi mereka di masa depan. Mimpi boleh apa aja, nggak harus bercita-cita jadi dokter. Pengen kuliah di luar kota juga adalah mimpi. 



Mimpi-mimpi dan keinginan absurd itu sudah terekam di selembar kertas, aku sengaja tidak mengumpulkan kertas-lertas itu dan menyuruh mereka membawa pulang untuk di tempel di kamar. Berharap bisa jadi penyemangat mereka, bahwa kita semua punya mimpi.

Semoga kegiatan ini bermanfaat buat mereka dan walaupun materinya nggak seberapa, semoga ada yang nyantol dan menyentuh hati mereka. Semoga…
Terimakasih buat semua panitia GEMABI yang udah bikin rangkaian acara ini jadi seru, makasih bg Putra yang udah mengundangku, makasih Winda udah nemenin ke lokasi yang jauhnya ampun ampuan, pergi nyasar, pulangnya juga nyasar. Hahaha. Makasih juga buat adk-adik dari UIN SUSKA Mengajar atas inspirasi dan cerita-ceritanya. Tetap semangat mencerdaskan anak bangsa! 

#kibas jilbab


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

setelah baca tapi nggak ninggalin komentar itu sayang banget. ayo dong dikomen. penulis ingin tau reaksi pembaca.. makasih buat yang udah komen :)