15 Februari 2024

Koneksi Antar Materi Modul 3.1. Pendidikan Guru Penggerak

 Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik ” (Bob Talbert)

Pendidikan adalah upaya sadar untuk membimbing, mengajar, dan melatih peserta didik agar siap mengemban peran di masa depan. Tujuan intinya adalah mengembangkan potensi individu menuju keutuhan manusia. Sebagai institusi moral, sekolah memiliki peran penting dalam membangun budaya, nilai-nilai, dan moralitas di dalam diri setiap murid. Perilaku para pendidik yang mengedepankan nilai-nilai yang diyakini sekolah menjadi teladan bagi murid. Seorang pendidik harus menjadi contoh bagi muridnya, baik dalam perilaku sehari-hari maupun di lingkungan sekitarnya. Dalam mengambil keputusan, pendidik harus mempertimbangkan kepentingan murid dan mengedepankan nilai-nilai kebajikan, karena keputusan tersebut akan mencerminkan integritas sekolah dan menjadi teladan bagi seluruh warga sekolah dan masyarakat sekitarnya. Dengan memahami bahwa pendidikan adalah seni menjadikan manusia berperilaku etis, maka pendidikan bertujuan untuk membentuk generasi yang memiliki moralitas, kebajikan, dan kebenaran untuk masa depan yang lebih baik.

Setelah memahami hal di atas, berikut adalah pertanyaan dan jawaban dari koneksi antar materi modul 3.1.

  1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

 

Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan erat dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin. Prinsip-prinsip yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara, seperti Ing Ngarso Sung Tulodho (memberi teladan), Ing Madya Mangunkarsa (memberi dorongan dan semangat), dan Tut Wuri Handayani (memberi dorongan dari belakang), memberikan landasan yang kuat bagi seorang guru dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Dengan memperhatikan filosofi tersebut, seorang pemimpin pembelajaran diharapkan mampu memberikan teladan, dorongan, dan dukungan kepada muridnya, sehingga setiap keputusan yang diambil selalu berpihak kepada kemajuan dan keberhasilan murid.

  1. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

 

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seseorang sangat mempengaruhi prinsip-prinsip yang diambil dalam pengambilan keputusan. Keterampilan sosial emosional seperti kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, dan keterampilan berhubungan sosial menjadi penting dalam membentuk sikap Tut Wuri Handayani, yang menuntun seorang pemimpin pembelajaran untuk memberikan dorongan dari belakang bagi muridnya. Dengan nilai-nilai kebajikan yang terinternalisasi dalam diri, seorang pendidik mampu mengambil keputusan yang bertanggung jawab dan berpihak kepada murid.

  1. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

 

Materi pengambilan keputusan sangat berkaitan dengan kegiatan coaching atau bimbingan yang diberikan oleh fasilitator dalam proses pembelajaran. Melalui sesi coaching, guru dapat menguji dan mengevaluasi keputusan yang telah diambil, serta mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang masih mengganjal dalam diri mereka. Coaching yang dilakukan dengan prinsip kesetaraan dan keberpihakan pada murid mampu membantu guru dalam mengatasi permasalahan pembelajaran dan mengambil keputusan yang efektif.

  1. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

 

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam menghadapi dilema etika. Dengan kepekaan sosial emosional, seorang guru mampu memahami dan merasakan apa yang dialami muridnya, sehingga dapat mengambil keputusan yang berpihak kepada kepentingan murid. Pengambilan keputusan yang didasarkan pada nilai-nilai kebajikan dan dilema etika akan menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif dan kondusif bagi murid.

  1. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

 

Studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika membawa pembahasan kembali kepada nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik. Melalui pembahasan studi kasus, guru dapat melatih ketajaman dan ketepatan dalam pengambilan keputusan, serta mengidentifikasi apakah permasalahan yang dihadapi merupakan dilema etika atau bujukan moral. Dengan mengacu pada nilai-nilai yang dianut, guru dapat mengambil keputusan yang tepat dan bermanfaat bagi murid.

  1. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

 

Pengambilan keputusan yang tepat berdampak pada terciptanya lingkungan pembelajaran yang positif, kondusif, aman, dan nyaman bagi murid. Keputusan yang didasarkan pada nilai-nilai kebajikan dan keberpihakan pada murid akan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan memotivasi murid untuk berkembang.

  1. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

 

Tantangan dalam pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika seringkali berkaitan dengan perubahan paradigma di lingkungan sekolah. Namun, dengan mengikuti prinsip-prinsip dan langkah-langkah pengambilan keputusan yang terstruktur, guru dapat mengatasi tantangan tersebut dan mengambil keputusan yang bertanggung jawab.

  1. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

 

Pengambilan keputusan yang tepat memiliki pengaruh besar terhadap pengajaran yang memerdekakan murid-murid. Dengan memperhatikan kebutuhan dan potensi masing-masing murid, seorang guru dapat memutuskan pembelajaran yang tepat untuk menciptakan suasana belajar yang merdeka dan mengakomodasi kebutuhan beragam murid.

  1. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

 

Seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan dan masa depan murid-muridnya. Keputusan yang diambil oleh seorang guru akan membentuk karakter, pola pikir, dan perilaku murid, serta memengaruhi pengalaman belajar mereka di sekolah.

  1. Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

 

Mempelajari konsep pengambilan keputusan dalam konteks pendidikan memberikan landasan yang kuat bagi seorang guru dalam mengambil keputusan yang tepat dan bermanfaat bagi murid-muridnya. Dengan memahami paradigma, prinsip, dan langkah-langkah pengambilan keputusan, seorang guru dapat mengambil keputusan yang berpihak kepada kepentingan murid dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif.

  1. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

 

Konsep dilema etika dan bujukan moral, paradigma pengambilan keputusan, prinsip pengambilan keputusan, dan langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan memiliki dampak yang signifikan dalam pengambilan keputusan sebagai seorang pendidik. Dengan memahami dan mengaplikasikan konsep-konsep tersebut, seorang guru dapat mengambil keputusan yang bertanggung jawab dan berpihak kepada murid.

  1. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

 

Memiliki pemahaman yang mendalam tentang konsep pengambilan keputusan membantu seorang guru dalam menghadapi situasi moral dilema dengan lebih bijaksana. Dengan mempertimbangkan berbagai paradigma, prinsip, dan langkah-langkah pengambilan keputusan, seorang guru dapat mengambil keputusan yang tepat dan bermanfaat bagi murid-muridnya.

  1. Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

 

Memahami topik modul ini sangat penting bagi seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran. Konsep pengambilan keputusan memberikan landasan yang kuat bagi seorang guru dalam mengambil keputusan yang berpihak kepada murid dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif dan kondusif.

  1. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

 

Mempelajari konsep pengambilan keputusan membawa perubahan dalam cara seorang guru mengambil keputusan. Dengan mempertimbangkan paradigma, prinsip, dan langkah-langkah pengambilan keputusan, seorang guru dapat mengambil keputusan yang lebih bijaksana dan bertanggung jawab bagi murid-muridnya.

 

Demikianlah koneksi antar materi dari modul 3.1 yang dapat saya rangkum. Tulisan ini masih butuh banyak arahan dan perbaikan. Semoga dapat lebih baik lagi ke depannya. Terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

setelah baca tapi nggak ninggalin komentar itu sayang banget. ayo dong dikomen. penulis ingin tau reaksi pembaca.. makasih buat yang udah komen :)