Cerita ini aku dapat dari Mario Maurer, temen SM3T UNESA
(Universitas Negeri Surabaya) yang ketemu selama liburan natal dan tahun baru
di kotaa. Kebetulan doski dan temen-temannya pernah nginap di Megapura, posko
kedua ku, karna saking seringnya aku nginap disana.
Si Mario ini tugasnya di Papua juga, tapi
beda kabupaten. Tempat tugasnya di Kab. Membramo
tengah itu lebih terisolir dan masyarakatnya masih sangat terbelakang.
Selain itu akses nya susah, makanya harga-harga muahal banget, bayangkan aja
beras 50kg harganya Rp. 1.750.000. gilakk apa.. mending makan ubi aja deh.
Harga lain jangan di tanya. Bikin mulut menganga dengernya.
Tulisan ini aku culik dari memo HP nya. Karna
dia nggak berniat mempublish cerita ini, aku pikir mubazir banget. Jadi lumayan deh utuk menambah
postingan di blog ini. hihihi
Pagi
ini saat aku duduk di dapur ada seorang bapak2 paruh baya yg bertamu di dapur
kami. Beliau dari Pak dokter untuk berobat, sayang sekali Pak dokter masih ada
di wamena, belum pulang ke illuga.
Dari
sinilah perkenalan kami di mulai. Beliau Top
Gombo. Beliau cerita panjang lebar tentang Papua. Yg menarik perhatian ku,
beliau cerita tentang berbagai macam pemakaman di Papua. Yg paling ekstrem
adalah pemakaman di suku pedalaman hutan di daerah Distrik megambilis, kab. Membramo Tengah, Prov Papua. Suku
pedalaman tersebut apabila ada warganya yg meninggal, mayatnya di gantung saja
di pepohonan. Lama kelamaan kalau sudah busuk organ2 dalamnya akan jatuh di
tanah, yg tersisa hanya tulang brlulang yg menggantung di pohon.
Jadi
jangan heran kalau ada tulang belulang yg bergelantungan di pohon2 hutan Papua.
Organ dalam yg berjatuhan di tanah, di kubur dan di tanami pohon sebagai tanda.
Oke
kembali ke Pak Top. Sedikit cerita tentang Pak Top Gombo. Beliau adalah orang
tua murid dari totius kelas XII Ipa dan totianus VII.
Berbeda
dg orang pada wajarnya, Pak Top memiliki kelainan fisik pada tubuhnya. Pergelangan dan jari jemari tangan Pak Top
yg sebelah kiri tidak ada, dan tangan yg sebelah kanan terdapat luka bakar.
Miris sekali melihatnya. Setelah panjang lebar kami bercerita, beliau
menceritakan kisah bagaimana tangannya bisa seperti itu.
Kisahnya
bermula saat beliau masih kecil, kisaran masih kelas 3 SD. Pak Top kecil main2
ke hutan sama teman2nya, untuk cari makanan. Ketika berjalan kedalam hutan,
beliau menemukan pohon kelapa yg berbuah. Karna kondisi perut lapar dan dahaga,
akhirnya memutuskan tuk memetik buah kelapa tersebut. Apa lagi Pak Top tau
kalau kelapa tersebut adalah milik om nya sendiri. Jadi beliau fikir petik
dulu,nanti baru izin ke om nya. Di pohon tersebut ada 7 butir kelapa. Pak Top
petik semua, 2 beliau makan, dan yg 5 beliau bawa untuk di taruh di dapur om
nya (pemilik kelapa).
Setelah
memakan buah kelapa, Pak Top dkk pulang ke rumah lewat jalan atas bukit. Naas
sekali om Pak Top marah sekali melihat tak ada satu butir kelapa pun di pohon
kelapanya. Dalam keadaan emosi yg meluap2 om Pak Top mencari siapa yg telah
mencuri kelapanya. Setelah tau yg mencuri kelapanya tersebut adalah
keponakannya sendiri yg tidak lain adalah Pak Top kecil, malamnya om Pak Top
mendatangi rumah Pak Top.
Dengan
emosi yg tak terbendung lagi, om Pak Top memukul kepala Pak Top sampai Pak Top
tak sadar diri. Setelah itu kedua tangan Pak Top di bakar. Karna dalam kondisi
tak sadar diri, Pak Top tak merasakan apa2. Setelah sadar Pak Top menangis dg
sekeras2nya. Bukan karena perih terbakar, tapi karena kaget melihat kedua
tangannya telah hangus. Keluarga yg tau kondisi Pak Top kecil, langsung
membawanya ke Pak mantri. Tapi sudah terlambat, hanya tangan kanan Pak Top yg terselamatkan,
sedangkan tangan kiri beliau harus diamputasi, karena tingkat kebakaran yg
sudah terlalu parah.
Tangan
kanan Pak Top memang masih ada tapi tidak seperti kondisi tangan orang normal
pada umumnya, luka bakar masih membekas jelas. Luka tersebut masih terasa
sampai sekarang, bahkan seumur hidupnya pun gak bakalan bisa sembuh. Ironis
sekali, gara2 7 butir kelapa seorang om tega membakar kedua tangan
keponakannya. Semoga kisah Pak Top bisa menjadi pelajaran buat kita..
Ngeri kan pemirsah??
Bayangin aja si Mario harus jadi guru di tengah-tengah masyarakat yang
fikirannya masih terbelakang gitu. Semangat buat Mario dan teman-teman SM3T
UNESA Lainnya.fighting!
Wahahah tidak ada rotan, yang bukan rotan pun jadi. Heiheiheiiee. Foto pak Tom tidak ada jadilah foto adminnya aja heiheiheie. Uhuyyyyyyyyy
BalasHapusSelamat Tahun Baru 2015 ya
Semoga di tahun 2015 ini kita semuanya diberikan kemudahan dari Allah SWT dalam mencapai cita cita dan asa yang belum terealisasi di tahun sebelumnya. Amin Amin Ya Robbal Alamin
hehehe.. kemaren lupa minta foto pak Top nya ama si Marrio..
Hapusamin...amin... ya robbal alamin.. makasih kang asep..
Oiiiiii.....
BalasHapusAda Nong Nam dan P' Shone di akhir entry :v
Kejem banget Si Paman, ga ada konfirmasi dulu ke Pak Top langsung main bakar aja.
hahahahaa... kebanyakan nonton film thailand ni anak....
HapusSerem amat yah :|
BalasHapusBeda budaya, itu temennya sempet ngerasa shock culture nggak tuh?
Ngeri ya tinggal di papua dengan pemahamannya yang seperti itu. >,<
BalasHapus