Saat ku buka album biru penuh kenangan tak terlupa, aku merasakan sesuatu yang menyesakkan dada. Aku sedang rindu! Aku ingin bertemu orang2 yang kurindu! Tapi apa daya, aku hanya bisa menatap Album yang berisi foto2 bersama sahabat2 yang jauh disana
Sahabat2 yang saat ini benar2 kurindukan.
Aku rindu semua sahabat2 yang dulu menemaniku dalam suka dan duka,
Aku rindu semua teman2 yang begitu perhatian padaku saat aku sakit
Aku rindu makan 1 nampan dengan sahabat2 yang selalu setia menungguku untuk makan bersama,
rindu sore saat kami semua memakai baju rapi baik itu milik sendiri atau pinjaman, dan duduk di aula masjid sambil membuat keributan untuk menarik perhatian orang
Aku rindu suasana muhadhoroh yang penuh kejutan, penuh suka cita ketika. Penuh rasa sesak didada karna malam itu aku harus tampil di depan semua santri untuk menjadi MC, atau pun hanya sekedar penghibur dengan’ iklan”, ya iklan yang menirukan gerakan2 bintang iklan di TV, yang membuat tawa meledak di mushola kecil kami.
Aku rindu saat muhadhoroh, ketika kakak2 kelas yang berbakat mengadakan pertunjukan drama. Mengenai siksaan kubur. Lampu2 dimatikan, lalu keluar sesosok hitam memegang pentungan (sebenanrnya bantal) dan bertanya kepada sepotong mayat yang telah dibungkus kain putih, sosok hitam dan menyeramkan itu bertanya
“ man robbuka?” katanya dengan suara menggelegar
Si mayat tidak bisa menjawab. Lalu sosok hitam itu memukulkan pentungannya yang besar keseluruh tubuh mayat. Si mayat berteriak kesakitan dan memohon ampun. Teriakannya membuat semua penonton merinding seolah benar2 merasa sedang dalam kubur,sosok hitam itu melanjutkan pertanyaan, namun si mayat tetap tak bisa menjawab. sebagian santri MI (sederajat SD) menangis ketakutan. Tapi drama tetap berjalan baik. Pada penutup, keluar anak2 kecil memakai mukena berjalan berbaris mengelilingi penonton,sambil mengibak2an mukenanya, seolah mereka adalah peri2 dan bidadari surga yang terbang. Suasana semakin membuat bulu kuduk merinding. Terakhir ditutup dengan berkeliling bersalaman sambil membaca
Ilahilastulil firdhousi awa.. dst…
Banyak santri yang menangis teringat dosa. Aku sendiri menangis karna ingat ummi yang sudah 2 tahun tidak berjumpa. ^_^
Muhadhoroh merupakan hiburan terasyik bagi semua santri. Menyaksikan teman-teman yang tampil dengan wajah pucat pasi, bahkan ada salah seorang kakak kelas ku yang hamper pingsan. Waktu itu ia mendapat tugas untuk pidato. Baru saja ia mengucapkan salam, lalu ia terdiam beberapa lama, penonton semakin penasaran dan deg-degan dibuatnya. Sebagian ada yang menyibir ketidak pedeannya.akhirnya kakak kelas ku itu terduduk lemas di balik podium. Teman-temannya langsung menuju podium dan memapah kakak itu ke belakang. Hihihi.
Aku rindu mandi dan mencuci baju sendiri yang antrinya panjang! Bahkan daftar nama2 yang akan mandi pagi sudah terdaftar sejak sore sebelumnya. Lama2 di dalam kamar mandi alamat di gedor sejuta umat,
Aku rindu antrian menunampung air di ember untuk mandi, tak jarang terjadi curi-mencuri air. Kadang di kamar mandi yang luasnya kira2 10meter2 itu terjadi pertengkaran hanya karna masalah air atau ember yang dipaki tanpa izin.
Aku rindu saat liburan dimana semua santri pulang dan tinggallah santri2 yang rumahnya jauh di luar propinsi dan tetap tinggal di pondok. Kami menjadi penguasa selama liburan. Tanpa peraturan. Berenamg di bak raksasa yang panjang nya kira-kira 10m,dan tingginya hanya selutut. biasanya digunakan untuk wudhu.dan di larang untuk masuk kedalamnya,
Saat liburan kami juga Tidur di mushola bersama karna takut tidur dikamar sendirian, keluar pondok tanpa izin dan tentu saja kerumah guru2 terdekat untuk sekedar numpang menonton TV. Atau ketika pas jam makan siang, kami disuguhkan makan siang yang tentu saja sanget jauh berbeda dari menu sehari-hari di pondok.dan tanpa malu-malu kami menyantap makanan itu dan pulang denga perut membengkak serta ucapan beribu terimakasih. Salah satu rumah yang paling sering kami kunjungi yaitu rumah ibunda kak shobih, beliau sekretaris pondok dan bagiku kak sobih tentu sangat berarti. Karena beliau yang tiap bulan ke kantor pos untuk mengambilkan uang kiriman dari ortuku yang jauh dikampung. Ibu kak sobih yang biasa kami panggil emak ini selalu menyiapkan makan siang yang enak-enak kalau kami berkunjung kerumahnya. Berkali-kali kami sengaja dating kesana di saat mendekati jam makan siang ^_^. Yang berujung tidak dibolehkan pulang sebelum makan. Padahal memang itulah yang kami tunggu-tunggu. Dasar santri..
Aku rindu subuh dimana kami semua berkumpul dilapangan dan membentuk lingkaran sambil berdiri untuk menghapal 3 kata bahasa arab dan inggris yang harus di hapal hari itu. Aku rindu teriakan-teriakan kata-kata mufrodat yang kami ucapkan dengan semangat. Bahkan sampai tenggorokan kering karena berteriak terlalu keras
Aku rindu kami bernyanyi bersama melafalkan tasrif. Perobahan kata dalam bahasa arab yang kami nyanyikan dengan nada-nada yang riang, agar selalu teringat. Hingga saat ini aku masih ingat tembang pembuka nya:
“sorrofa yu sorrifu, tasrifan, tasrifatan,,,,, dst
Ah.. aku benar benar merindukan semuanya.Hal-hal yang dulu aku lakukan dengan berat hati karena terkadang jemu, kini aku merindukannya. Aku ingin kembali duduk di musholla kami yang karpet nya bau apek untuk mendengarkan pengajian kitab tafsir Jalalain yang guru nya tidak Nampak. Hanya suaranya yang kami dengar melalui speker kecil.
aku ingin kembali berebut mengambil jatah nasi kotak. Karena terkadang pondok kami kedatangan tamu-tamu yang kaya raya dan merayakan ulang tahun anaknya di sana.
Suatu saat pernah seorang artis mengundang kami(aku lupa siapa dia, yang jelas artis dangdut).tahun pertama aku disana.saat itu liburan bulan puasa, santri diliburkan. Tinggallah santri-santri yang tinggal di luar propinsi yang tidak pulang. Tapi ada suatu rezeki yang selalu ku ingat.
Suatu sore Kami di jemput dengan mobil, menuju sebuah rumah mewah yang membuat aku takjub! Hampir mirip istana! Maka kami dengan noraknya mengelilingi rumah tersebut untuk mencari toilet. Maka berbondong-pondonglah pasukan hitam bercadar mencari toilet.
Ternyata bukan hanya pondok kami yang di undang ke rumah itu. Ada ratusan santri dari pondok-pondok lain. MC acara itu mengatakan bahwa Kami semua duduk di atas kolam renang yang di tutup entah dengan apa. Betapa luasnya kolam renang itu.
Setelah sholat magrib kami menyantap hidangan yang super mewah menurut kami. Hehehe. Setelah itu berdiri untuk mengantri mendapatkan jatah amplop yang isinya Rp. 100.000. wow…!! Betapa riang gembiranya hati kami!
Kami pun pulang dengan perasaan yang membuncah bangga. Aku ingat saat itu aku tidak punya sandal, saat hendak berangkat aku asal memakai sandal. Ketika di perjalanan pulang baru aku menyadari bahwa sandal yang bertengger manis dikaki ku berbeda warna dan modelnya. Alias sandal dua Negara. Hehehe.
Hmph…. Masa-masa indah penuh tawa itu kini begitu kurindukan. Tak jarang juga aku menangis. Baik sendiri atau menangis missal. Terkadang ketika melihat teman yang menangis karena merindukan orang tuanya juga membuat hatiku gerimis dan ikut menemaninya menangis.
Terkadang mereka hadir dalam mimpiku, dalam sujud ku, selalu ku memohon kepada Allah, agar suatu saat dapat kembali berjumpa. Entah kapan saat itu, aku selalu menanti..
(ada yang mau ngasi tiket gratis? hehehe… ujung-ujungnya… )
Salam kangen… ^_^
21 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
setelah baca tapi nggak ninggalin komentar itu sayang banget. ayo dong dikomen. penulis ingin tau reaksi pembaca.. makasih buat yang udah komen :)